ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA
KECEMASAN
Kelompok 1 :
1.
Abby
Prasetyo
2.
Agi
Bara Dewanta
3.
Alfiyan
Prima Ginanjar
4.
Andri
Wibowo
5.
Annisa
Fitri Yuliyawati
6.
Arief
Kurniawan
7.
Asri
Apriyanti
8.
Cahyandaru
Mukti Asto
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2014
A.
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
I. Identitas Klien
Nama
: Nn.P
Umur
: 25 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Status
perkawinan
: Belum
Menikah
Suku/bangsa
: Jawa
/
Indonesia
Alamat
: Kota
Metro
II. Alasan Datang Ke Rumah Sakit :
Klien datang dengan keluhan cemas.
Saat Pengkajian :
Klien mengatakan merasa takut dan cemas jika pergi
keluar rumah.
III.
Faktor Predisposisi
a)
Faktor perkembangan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
b)
Faktor
komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga kurang baik, saat
mempunyai masalah, klien hanya memendam masalahnya dan tidak menceritakan kepada
keluarganya
c)
Faktor
psikologis
Klien termasuk tipe orang yang tertutup dan merasa
dirinya tidak pantas hidup.
d)
Faktor
genetik
Dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami
kecemasan yang berlebih.
IV.
Faktor
Presipitasi
a)
Faktor
sosial budaya
Klien tidak mempunyai hambatan
dengan sosial budayanya.
b)
Faktor
psikologis
Adanya masalah yang tidak hilang-hilang. Dimana klien
merasa cemas dengan masalahnya
V.
Pemeriksaan Fisik
1)
Tanda-tanda vital:
Suhu : 37
oC
Tekanan
darah : 120/70 mmHg
Nadi : 84x/mnt Respirasi : 22x/mnt
BB = 50 kg
TB
= 165 cm
2)
Konsep Diri
Klien adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Klien berumur 20 tahun. Pasien belum menikah dan masih menjadi
mahasiswi di sebuah universitas. Klien tinggal serumah dengan keluarganya.
Hubungan klien dengan keluarganya kurang baik. Keluarganya kurang memperhatikan
dirinya karena sibuk dengan urusan masing-masing.
Ø
Citra tubuh
Klien senang dengan keadaan tubuhnya
dari rambut sampai ujung kaki. Klien juga mengatakan tidak mempunyai bagian
tubuh yang tidak disukai.
Ø
Identitas diri
Klien adalah seorang mahasiswi.
Biasanya klien menghabiskan waktu luangnya dengan bermain di luar rumah,
menonton TV dan berbincang-bincang dengan teman-temannya.
Ø
Peran diri
Klien berperan sebagai anak di
keluarganya. Klien mengatakan sudah menjadi anak yang baik untuk keluarganya.
Ø
Ideal diri
Klien mengatakan bercita-cita untuk lulus
menjadi sarjana dan segera memiliki pekerjaan.
Ø
Harga diri
Klien merasa hubungan dengan
keluarga kurang dekat tapi dengan teman-temannya baik.
3)
Hubungan sosial
Klien memiliki orang terdekat dalam
kehidupannya yaitu sahabatnya. Klien berkata jika ada masalah, klien akan
menceritakan kepada sahabatnya yang akan membantu memecahkan masalah yang
dialami klien.
4)
Spiritual
Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Klien rajin sholat 5
waktu.. Klien tidak mempunyai keyakinan yang berlebih
terhadap agama yang dianutnya.
VI.
Status
Mental
1)
Penampilan
Klien
berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan sesuai dengan tempatnya. Rambut
pasien tersisir rapi.
2)
Pembicaraan
Klien berbicara dengan jelas dan
menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses wawancara klien
berbicara mengenai satu topik dengan jelas.
3)
Aktivitas motorik
Saat wawancara klien nampak gelisah
dalam berbicara dan tangannya gemetar. Namun saat membicarakan tentang kondisi
tubuh klien tampak sedikit cemas
4)
Alam perasaan
Klien tidak menunjukkan ekspresi
yang berlebihan saat sedih maupun gembira. Klien terlihat senang saat
menceritakan pengalamannya yang menyenangkan.
5)
Afek
Dari hasil observasi afek yang
ditunjukkan klien sesuai dengan stimulus yang diberikan.
6)
Interaksi selama wawancara
Selama
proses wawancara, klien mau menjawab pertanyaan perawat. Kontak mata klien
bagus dan klien menatap wajah perawat saat wawancara dan mau menjawab
pertanyaan perawat dengan panjang lebar.
7)
Persepsi
Klien
mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
8)
Proses pikir
Selama
wawancara, pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit-belit, tidak diulang
berkali-kali, dan ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya
dalam satu topik.
9)
Isi pikir
Klien berfikir dirinya tidak berguna
lagi karena kotor
10)
Tingkat kesadaran
Klien
menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, klien juga sadar dan mengenal
dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya. Tingkat
kesadaran klien terhadap waktu, orang dan tempat jelas.
11)
Memori
Klien dapat mengingat peristiwa yang
terjadi pada dirinya baik di masa lalu maupun saat ini. Klien juga ingat ketika
ditanyakan apakah tadi klien sudah makan atau belum. Klien tidak pernah
mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
12)
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, konsentrasi klien
baik dan fokus terhadap apa yang ditanyakan.
13)
Kemampuan penilaian
Saat diberikan pilihan seperti
apakah klien mendahulukan kegiatan merapikan tempat tidur atau menyapu. Klien
memilih merapikan tempat tidur terlebih dahulu karena kata klien itu juga lebih
mendesak.
VII.
Mekanisme
Koping
Klien
mengatakan setiap mempunyai masalah selalu menceritakannya kepada sahabatnya. Kadang-kadang klien memendam masalahnya sendiri jika ia
malu untuk menceritakannya.
Masalah
keperawatan: Koping individu tidak efektif
VIII. Daftar
Masalah
1)
Gangguan alam perasaan : Kecemasan
2)
Koping individu tidak efektif
3)
Ketakutan
IX.
ANALISA
DATA
DATA
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
1. Data
Subjektif
·
Klien mengatakan takut keluar rumah
·
Klien mengatakan cemas
·
Klien mengatakan takut pada
lawan jenis.
2. Data Obyektif :
·
Kewaspadaan dan menatap
·
Kontak mata baik
·
Gelisah
·
Pandangan sekilas
·
Ketakutan
·
Gugup
·
Mudah tersinggung
·
Gemetar, tangan tremor
·
Minder
|
Gangguan alam perasaan : kecemasan b.d koping
individu tidak efektif
|
X.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1)
Gangguan alam perasaan : Kecemasan
2)
Koping individu tidak efektif
3)
Ketakutan
XI.
RENCANA
KEPERAWATAN
NO
Dx.
|
Tujuan
|
Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
TUM : Klien mampu mengurangi
dan mengontrol kecemasannya.
TUK : 1) klien membina hubungan
saling percaya
|
Setelah diberikan askep selama 2 kali pertemuan
(tiap pertemuan @ 20 menit) diharapkan klien membina hubungan saling percaya
dengan KE :
-
Wajah klien cerah dan tersenyum
-
Klien mau membalas salam.
- Klien mau menyebutkan nama
sambil berjabat tangan dan ada kontak mata
- Klien bersedia menceritakan perasaannya
|
·
Bina hubungan
saling percaya dengan :
·
Sapa klien
dengan ramah baik verbal maupun non verbal
·
Perkenalkan diri
dengan sopan.
·
Tanyakan nama
lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
·
Jelaskan tujuan
pertemuan.
·
Jujur dan
menepati janji
·
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
·
Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
|
Pembinaan
hubungan saling percaya merupakan dasar terjalinnya komunikasi terbuka
sehingga meningkatkan rasa komunikasi klien.
|
TUK : 2) Klien dapat
mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan tentang kecemasannya.
|
Setelah diberikan askep selama 2 kali pertemuan
(tiap pertemuan @ 20 menit) diharapkan Klien dapat mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan tentang
kecemasannya dengan KE :
- Klien dapat menyebutkan waktu,
isi, frekuensi timbulnya kecemasan.
- Klien dapat mengungkapkan
perasaannya terhadap kecemasannya.
|
·
Bantu klien untuk mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan yang
mendasari kecemasannya.
·
Kaitkan perilaku klien dengan perasaan tersebut
·
Gunakan pertanyaan terbuka beralih dari topik yang tidak mengancam ke isu
konflik
·
Gunakan konfrontasi yang suportif dengan bijaksana
|
·
Dapat mengetahui kapan klien mengalami kecemasan.
·
Mengetahui cara
yang terbaik untuk mengontrol kecemasan
|
|
TUK : 3) Klien dapat
mengidentifikasi penyebab kecemasannya
|
Setelah diberikan askep selama 2 kali pertemuan
(tiap pertemuan @ 20 menit) diharapkan Klien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasannya dengan KE :
- Klien dapat menceritakan
penyebab kecemasan
- Klien dapat menyebutkan
tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan kecemasannya.
- Klien dapat memilih cara
mengatasi kecemasannya.
|
- Bantu klien menggambarkan situasi dan interaksi
yang mendahului kecemasan.
- Tinjau penilaian terhadap stresor, nilai-nilai
yang terancam dan cara konflik berkembang
- Hubungkan pengalaman klien saat ini dengan
pengalaman yang relevan dengan masa lalu.
- Identifikasi bersama klien cara / tindakan yang
dilakukan jika terjadi kecemasan.
- Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol
timbulnya kecemasan
- Bantu klien dalam menilai kembali nilai, sifat,
dan arti stresor pada saat yang tepat.
|
|
|
TUK : 4) Klien dpt menguraikan respon koping adaptif dan mal adaptif
|
Setelah
diberikan askep selama 2 kali pertemuan (tiap pertemuan @ 20 menit) diharapkan Klien dpt
menguraikan respon koping adaptif dan mal adaptif
|
- kaji bagaimana klien menurunkan kecemasannya di
masa lalu dan tindakan yang dilakukan untuk menurunkannya.
- Tunjukkan efek maladaptif dan destruktif dari
respon koping saat ini.
- Dorong klien untuk menggunakan koping adaptif
yang efektif di masa lalu.
- Fokuskan tanggung jawab untuk berubah pada klien
- Bantu klien dalam meniali kembali sifat dan arti
stressor pada saat yang tepat.
|
Seorang juga dapat mengatasi stres dengan
mengatur distres emosional yang menyertainya melalui penggunaan teknik
penataklaksanaan stres.
|
|
TUK : 5) Klien dapat mengimplementasikan dua respon adaptif untuk
mengatasi kecemasan
|
Setelah
diberikan askep selama 2 kali pertemuan (tiap pertemuan @ 20 menit)
diharapkan Klien dapat mengimplementasikan dua respon adaptif untuk mengatasi
kecemasan
|
bantu klien
mengidentifikasi cara untuk membangun kembali pikiran, memodifikasi perilaku
dan menggunakan sumber-sumber dan mengkaji respon koping yang baru.
- Dorong klien melakukan aktivitas fisik yang
mengeluarkan energi.
- Libatkan orang terdekat sebagai sumber dari
dukungan sosial dalam membantu klien mempelajari respon koping yang baru
- Ajarkan klien tentang cara untuk mengurangi stres.
|
Seseorang juga dapat mengatasi
stres dengan mengatur distrs emosional yang menyertainya
|
XII.
TINDAKAN
KEPERAWATAN DAN EVALUASI
NO
|
IMPLEMENTASI
|
JAM
|
PARAF
|
EVALUASI
|
JAM
|
PARAF
|
1.
|
Tgl : 23 Oktober 2014
1. Data
Subjektif
·
Klien mengatakan takut keluar rumah
·
Klien mengatakan cemas
·
Klien mengatakan takut pada
lawan jenis.
2. Data Obyektif :
·
Kewaspadaan dan menatap
·
Kontak mata baik
·
Gelisah
·
Pandangan sekilas
·
Ketakutan
·
Gugup
·
Mudah tersinggung
·
Gemetar, tangan tremor
Diagnosa : Gangguan
alam perasaan : Kecemasan (Anxietas)
Tindakan :
·
Bantu klien untuk mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan yang
mendasari kecemasannya.
·
Kaitkan perilaku klien dengan perasaan tersebut
·
Gunakan pertanyaan terbuka beralih dari topik yang tidak mengancam ke isu
konflik
·
Gunakan konfrontasi yang suportif dengan bijaksana
|
09.00
|
Ns. Asri
|
S : Klien mengatakan
tahu tentang takut pada laki-laki.
O : Klien terlihat gelisah, ketika ditanya topik
lain klien mau menjawab dengan jelas.
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi
|
09.30
|
Ns. Asri
|
2.
|
Tgl : 23 Oktober 2014
1. Data
Subjektif
·
Klien mengatakan takut keluar rumah
·
Klien mengatakan cemas
·
Klien mengatakan takut pada
lawan jenis.
2. Data Obyektif :
a. Kewaspadaan dan menatap
b. Kontak mata baik
c. Gelisah
d. Pandangan sekilas
e. Ketakutan
f. Gugup
g. Mudah tersinggung
h. Gemetar, tangan tremor
Diagnosa : Gangguan
alam perasaan : Kecemasan (Anxietas)
Tindakan :
·
Bantu klien menggambarkan situasi dan interaksi yang mendahului
kecemasan.
·
Tinjau penilaian terhadap stresor, nilai-nilai yang terancam dan cara
konflik berkembang
·
Hubungkan pengalaman klien saat ini dengan pengalaman yang relevan dengan masa lalu.
·
Identifikasi bersama klien cara / tindakan yang dilakukan jika terjadi
kecemasan.
·
Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya kecemasan
·
Bantu klien dalam menilai kembali nilai, sifat, dan arti stresor pada
saat yang tepat.
|
11.00
|
Ns. Asri
|
S : Klien menceritakan
penyebab kecemasannya, klien juga mengatakan cemasnya sedikit berkurang
ketika melakukan tindakan menghilangkan cemasnya.
O : Ketika bercerita
klien tampak cemas, tangan gemetaran. Tapi ketika diajarkan cara mengatasi
kecemasannya, klien tampak lebih tenang.
A : Tujuan tercapai
sebagian
P : lanjutkan
intervensi, menganjurkan klien untuk terus melakukan cara mengatasicemas
tersebut ketika cemasnya timbul.
|
11.30
|
Ns. Asri
|
3.
|
Tgl : 23 Oktober 2014
1. Data
Subjektif
·
Klien mengatakan takut keluar rumah
·
Klien mengatakan cemas
·
Klien mengatakan takut pada
lawan jenis.
2. Data Obyektif :
a. Kewaspadaan dan menatap
b. Kontak mata baik
c. Gelisah
d. Pandangan sekilas
e. Ketakutan
f. Gugup
g. Mudah tersinggung
h. Gemetar, tangan tremor
Diagnosa : Gangguan
alam perasaan : kecemasan b.d koping individu tidak efektif
Tindakan :
-
Bantu klien mengidentifikasi
cara untuk membangun kembali pikiran, memodifikasi perilaku dan menggunakan
sumber-sumber dan mengkaji respon koping yang baru.
-
Dorong klien melakukan aktivitas fisik yang mengeluarkan energi.
-
Libatkan orang terdekat sebagai sumber dari dukungan sosial dalam
membantu klien mempelajari respon koping yang baru
-
Ajarkan klien tentang cara untuk mengurangi stres.
|
13.30
|
Ns. Asri
|
S :
|
14.00
|
Ns. Asri
|